Selasa

SATU NAMA TETAP DI HATI

Ada satu nama
Satu masa dulu
Pernah bawa dan beri bahagia

Hingga saat ini
Masih ku abadikan
Di dalam hatiku

Dengan satu rasa
Dalam satu cinta
Sewaktu kita bersama dulu
Hanya kita yang tahu
Dalam mana telah cinta
Kita memutik


Walau akhir ini
Seakan terpisah
Oleh masa dan suasana tak
Dipinta
Namun percayalah
Tidak sedikit pun
Kasih ku kepadamu surut dan
Berubah

Pasti suatu masa
Kan bersama lagi
Engkau dan aku pasti jua
Nikmati
Cinta yang istimewa
(Satu cinta yang indah)

Walau ku tak pasti
Bila kah masanya
Kau dan aku akan bertemu
Untuk kita kembalikan
Keindahan dulu

Dengan satu rasa
Dalam satu cinta
Sewaktu kita bersama dulu
Ku semat di dalam hati
Hingga kita kan bertemu
Kemudian hari

Dari Mata Hati si Tinta Qasih...

Terkadang
dengan mata hati
kita mampu merawat
parahnya kecewa.

Terkadang
dengan mata hati
kita mampu melihat
cerminan diri di wajah peribadi.

Tapi terkadang
dengan mata hati jua
kita mampu tersasar
dari landasan yang bernama hidup.

Ahad

Tidak seindah Impian

Hari-hari meniti lalu
Suria menyinar saban waktu
Deras angin selembut bayu
Namun terik masih berpadu
Cerahnya terang cahaya

Suria itu sinarnya kelabu

Hening malam menemani
Cengkerik bersuara alunannya sendiri
Sepi dikedinginan membuat aku rindu
Pada segala janji yang belum ditunai
Pada segala sumpah yang masih bersisa

Malam itu sepi menghimpit rasa

Petang menjelma desirnya kurasa
Hujan membasahi bumi ditemani cahaya
Mewujudkan warna-warni sementara
Impian tersemai tidak lama
Kembali asal hilangnya seri haruman

Pelangi itu tidak seindah warnanya

Cinta itu pernah menjadi milikku
Cinta itu bersumpah setia
Kasih itu berjanji bersama
Kasih itu memberi jiwa
Cinta dan kasih itu impianku

Rindu bertapa tidak seindah Impian

Bicara Rindu Qasih

Kiranya dapat ku rungkaikan
bicara rindu ini menjadi satu
kiranya dapat kuhamparkan
resah rindu ini...
menjadi selimut malammu
akulah penunggu malam
yang paling setia.

Kiranya dapat ku ungkapkan
irama rindu ini menjadi lagu
kiranya dapat kutenun sutera rindu ini
menjadi selendang kasihmu
akulah penanti abadi yang tak pernah jemu
mengusung rindu di hujung pertemuan.

Andainya rindu itu penebat sebuah luka
andainya rindu itu penawar sebuah tangis
akulah perindu itu yang mengukir bahagia
di pintu kasihmu...

Namun akulah perindu walang
mengemis kasih di hujung air mata
mencipta rindu di bayang pertemuan
dan membelai potretmu di persada mimpi.

Secalit kata Qasih

Beralah bukan semestinya kalah
menang tak semestinya juara
umpama tangis dan tawa
ada titis yang luruh mencalar jiwa
ada titis yang jatuh menjemput bahagia
umpama tawa terukir membawa madu
ada masanya membawa hempedu.

Sabtu

Nukilan Tinta Qasih

Bertanya pada diri
tentang takdir dan suratan
tentang hati dan budi
tentang hari ini dan semalam.

Lantas fikir membuka hikayat
rasional lantang mendebatkan.

Kata fikir:
takdir mengajak kita pasrah
suratan mengajar kita berserah.

Kata rasional:
takdir menuntut ketabahan
bukan sekadar pasrah semata
suratan menggamit kesedaran
agar tak kecundang dan hanya berserah.

Kata fikir:
hati itu lukisan keinsanan
budi itu cerminan peribadi.

Tapi kata rasional:
hati itu tak seluhur keinsanan
bertiangkan emosi berpasakkan nafsu
budi itu sekadarnya bukan peribadi
tunjangnya budaya akarnya bangsa.

Hujah fikir:
hari ini harus ditempuh
semalam harus ditinggalkan
kerana semalam telah berlalu
dan takkan mengubah hari ini.

Namun rasional tetap menegaskan:
tanpa semalam
hari ini hanyalah omongan kosong
dan igauan semata.

Jumaat

MYTS

Apa maknanya impian..
Datang dan pergi…
Membawa hati menyusuri kembali..
jalan2 sepi….
Kau kah di situ yang menantiku
Atau jelmaan hidup kenangan yang bernama pengalaman

Siapakah di antara kita dengan rela menjadi pendusta…
Siapakah dulu membina harapan..
Dan siapa yang memusnahkan impian
Tanpa sebab dan alasan kau mainkan perasaan
Bagai taufan tiba2 datang dan menghilang

Kau bayang2..masa nan silam..
Ada ketika terbawa-bawa oleh resah mimpi yang tak sudah.

Apa Nilainya....

Angka...Nombor
9 kita kata sembilan
19 ialah sembilan belas
90 itu sembilan puluh
900 sembilan ratus
9000 perghhhhh SEMBILAN RIBU!!

Nombor...Angka
9 tahun
19 bulan
90 hari
900 minit
9000 saat

SEMBILAN!

Ahad

Kakak tua sepi

Mengenaliku?
Aku bukan insan
Yang mahu kau kenali
Memahamiku?
Jauh sekali
Apatah lagi untuk menyelami

Mengapa harus berbekas dihati
Kita saling tak mengenali
Apa kaitan hidup kita
Jalan hidup kita berbeza

Cinta itu memang buta
Sehingga membutakan jiwa
Cinta itu memang mulia
Jika pecintanya tulus rasa

Manusia memang lupa
Bila peroleh cinta
Cinta apa yang kita ada
Cinta hati?
Cinta nurani?
Cinta fizikal?
Cinta nafsu?

Pepatah lama bergurindam
Enggang terbang sama enggang
Biarkan pipit sama pipit
Berdiri sama tinggi
Duduk sama rendahnya

Aku sedar siapa aku
Cuma seekor kakak tua sepi
Tidak terbang bebas
Sebebas enggang dan pipit
Yang luas di angkasa

Aku sedar siapa aku
Cuma seekor kakak tua sepi
Terkurung rapi
Di sangkar emas yang cantik sekali

Hanya dapat melihat
Enggang dan pipit berbuat apa saja
Untuk menunjuk-nunjuk
Kepada kakak tua yang sepi
Sehingga mati hati.

Ini aku

Ini aku...
Di sini hanya di sini
Tiada kisah lain
Selain kisah aku

Mengapa mesti terkesan dihatimu
Aku bukan sesiapa denganmu
Engkau bukan sesiapa denganku
Mengapa harus teriak suaramu

Hidup aku, aku yang mengerti
Sungguh kau pernah berbisik
Faham.....mengerti hati ini
Beradalah di tempatku

Itupun belum tentu pasti
Engkau fahami apa yang aku tempuhi
Lembut tak bererti tulus
Kasar tak bererti tiada hati

Ketenangan
Jika kemaafan diselusuri
Gelora badai masih tersisa
Tanda kemaafan tiada setulus bicara kata

Engkau bahagia....
Teruskan hidupmu
Silakan ambil cahaya yang kau mahu
Aku bukan sesiapa
Buatlah sesuka hatimu

Aku akan terus di sini
Tak perlu kau berkait
Dengan tulisanku di sini
Engkau dan aku asing

Sabtu

Hidup yang bagaimana.....

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak:
ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya.Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencuba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu."KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong saya!" teriak CINTA.Lalu apa jawab KEKAYAAN, "Aduh! Maaf, CINTA!" kata KEKAYAAN."Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. saya tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA tenggelam.
CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya."KEGEMBIRAAN! Tolong saya!", teriak CINTA.Namun apa yang terjadi, KEGEMBIRAAN terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama lewatlah KECANTIKAN.
"KECANTIKAN! Bawalah saya bersamamu!", teriak CINTA.
Lalu apa jawab KECANTIKAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. saya tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut KECANTIKAN.CINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa kesalahanku, mengapa semua orang melupakan saya.
Saat itu lewatlah KESEDIHAN. Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah saya bersamamu", kata CINTA.Lalu apa kata KESEDIHAN, "Maaf, CINTA. saya sedang sedih dan saya ingin sendirian saja...", kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.
CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA terus berharap kalau dirinya dapat diselamatlkan. Lalu ia berdoa kepada Tuhannya, oh tuhan tolonglah saya, apa jadinya dunia tanpa saya, tanpa CINTA? Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!"CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah CINTA sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu."Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang itu.Lalu CINTA bertanya "Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? saya tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku", tanya CINTA heran."Sebab", kata orang itu,

"hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilainya
harga sebuah CINTA itu......"
Morul untuk Kita : Dikatakan dalam hidup hanya 15 % kelancaran hidup disempurnakan oleh IQ manakala selebihnya ada EQ : dan tentunya semua mampu disempurnakan oleh ESQ. Mari kita renung dan tenung hari ini dalam kesibukan kita mencari dan mencorak hidup berdasarkan apa yg orang nampak...kita selalu terlupa yang Allah sentiasa nampak.

-jinggo-

Khamis

Segalanya tentang aku

Di sini tempat aku
Memandang tempat dulu diambil orang
Di sini suka duka aku
Melepas dan membina

Aku cerita tentang aku
Aku berpuitis hidup aku
Aku berkisah derita aku
Aku berceritera bahagia aku

Di sini di sebalik hati
Aku melepas duka
Agar tidak terpendam lama

Di sini di sebalik hati
Aku membina suka
Agar terlupa segala halia

Gigit cili pedas
Kumam gula manis

Pesan jinggo selalu terimbas
Setiap yang jadi
Asalnya adalah pilihan kita

Di sini segalanya tentang aku saja!

Aku kenal

Aku sedar aku siapa
Aku tahu aku tiada sesiapa
Tempat aku mengadu
Tempat aku bergantung
Dah dirampas orang

Aku kenal siapa aku
Aku kenal siapa dia
Aku tahu apa aku rasa
Aku yakin dengan apa aku rasa
Racun pun aku telan

Racun yang ada dengan aku
Untuk selama aku hidup
Tapi jinggo kata
Bersangka baik
walau dalam apa keadaan

Barang aku orang rampas
Rampaslah
Sebab dia tahu
Aku tiada tempat nak mengadu
Tidak seperti dia
Guna air mata

Aku ingat kata jinggo
Bersangka baik
Walau apa keadaan
Mampukah?
Kalau duri itu
Nyata depan mata
sehingga akhir nyawa?

Aku sedar aku tiada sesiapa
emak? jaga adik-adik di syurga
saudara kandung? jaga emak dekat yang Esa
ayah? sudah x bermaya
dia? pergi seolah TERPAKSA

Aku ingat apa jinggo kata...

 
template by suckmylolly.com flower brushes by gvalkyrie.deviantart.com